SIKAP LEMAH LEMBUT DALAM PENDIDIKAN ISLAM

SIKAP LEMAH LEMBUT DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Oleh Abu Rufaydah

Sering kali kita dapati pendidikan di Negara kita dicedrai dengan berbagai macam kasus, misalnya seorang guru memukul muridnya, atau sebaliknya seorang murid bertindak kasar pada gurunya. Sungguh amat disayangkan jika wajah pendidikan kita tercoreng oleh ulang sebagian murid atau guru yang tidak mencerminkan nilai pendidikan. Padahal jelas tujuan pendidikan di Negara kita yaitu melahirkan generasi yang berakhlak dan beradab.

Tentunya murid belajar akhlak dari ortunya atau gurunya. Mata murid terikat oleh tingkah laku ortu dan gurunya. Ketika mereka melakukan, maka murid menilai itu kebaikkan, jika meninggalkan maka murid menilai hal itu keburukan, walaupun bertentangan dengan syariat. Karena itu di antara sikap yang harus dimiliki oleh orang tua dan guru adalah sikap lemah lembut.

Hati para murid yang setiap harinya duduk dihadapanmu, betapapun sampai pada tingkatan lalai dan kering, namun, ia tetap butuh pada yang namanya sikap lemah lembut dan kasih sayang. Maka sesungguhnya bersikap lemah lembut, berakhlak yang baik, bijak dalam bertutur, dibarengi kalimat yang menyentuh, itu semua bisa menjadi kunci pembuka yang menakjubkan didalam mengambil hati orang dan mengarahkan mereka. (Syaikh Ibrahim bin Abdullah Ad Duwaisy dalam kitab Thoruquna Ilal Quluub).

Allah Ta’ala berfirman.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ

“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu mereka menjauh dari sekelilingmu” [Ali Imran : 159]

Bila Nabi yang dikenal dengan kelembutan hati dan perilakunya saja Allah perintahkan untuk bersikap lemah-lembut. Tentunya kita lebih dituntut untuk berlaku lemah-lembut terutama kepada anak didik kita. Sikap lemah lembut Nabi terlihat dipelbagai tempat, contohnya ketika mendapati seorang badui yang kencing di dalam Masjid, juga ketika seorang pemuda yang izin untuk berzina, atau ketika seorang badui yang meminta dengan cara kasar dengan menarik selendang Nabi yang berakibat luka pada lehernya. Nabi hadapi semua dengan kelembutan tutur kata dan sikap yang bijaksana.

Dari semua kisah yang menggambarkan kelembutan Nabi dalam bertutur dan bersikap ketika mengadapi sahabat dan kaumnya semua berbuah manis dan berakhir dengan baik. Untukmu para guru tercinta, ingatlah hadits berikit ini. Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah hadits no.6927 bahwa Rasulullah bersabda.

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ

“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan” Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 2593 dengan lafaz.

يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَالاَ يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ

“Wahai Aisyah, sesunguhnya Allah itu Mahalembut dan mencintai kelembutan. Allah memberi kepada kelembutan hal-hal yang tidak diberikan kepada kekerasan dan sifat-sifat lainnya”

Imam Muslim meriwayatkan hadits dalam kitab Shahihnya no.2594 dari Aisyah, Nabi bersabda.

إِنَّ الرِّفْقَ لاَيَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَ عُ مِنْ شَيءٍ إِلاَّ شَانَهُ

“Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek”

Allah pernah memerintahkan dua orang nabi-Nya yang mulia yaitu Musa dan Harun untuk mendakwahi Fir’aun dengan lembut. Allah Ta’ala berfirman.

اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, karena dia telah berbuat melampui batas. Berbicaralah kepadanya dengan kata-kata yang lembut, mudah-mudahan ia mau ingat atau takut” [Thaha : 43-44]

Untukmu para mujahid pendidikan, tidak ada konsep yang sempurna melebihi konsep Nubuwah, terjamin kuwalitasnya dan teruji konsepnya. Lalu setelah kau tahu dengan keberhasilan Pendidikan Islam yang mampu melahirkan generasi terbaik umat ini, masihkan kau ragu dengan konsep ini dan memilih serta mendahulukan konsep barat dibanding konsep Nabi ? Demi Allah islam ini tidak akan pernah berjaya sampai kita mengikuti petunjuk Nabi dalam segala hal, termasuk dalam pendidikan anak. Wallahu A’lam

 Abu Rufaydah Endang Hermawan Unib
Cianjur, 30 Sya’ban 1439 H

Loading

Leave a Comment