NASIHAT IMAM ASY-SYAFI’I KEPADA PARA GURU
Oleh Abu Rufaydah
Suatu hari, Imam Asy-Syafi’i mendatangi Amirul Mukminin Harun Ar-Rasyid dan meminta izin untuk menemuinya. Seorang pelayan menemani Imam Asy-Syafi’i hingga mempertemukannya dengan Abu Abdush Shamad, seorang guru sekaligus pengajar sastra anak-anak khalifah Harun Ar-Rasyid.
Pelayan itu berkata kepada Imam Asy-Syafi’i, “Wahai Abu Abdillah (kunyah Imam Asy-Syafi’i), itulah anak-anak Amirul Mukminin dan yang itu adalah guru mereka. Alangkah baiknya jika Anda memberinya nasehat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan mereka.”
Imam Asy-Syafi’i lantas menghampiri Abu Abdush Shamad, lalu berkata dengan suara yang lembut lagi penuh kasih,
“Hendaknya usaha pertamamu untuk memperbaiki anak-anak Amirul Mukminin adalah dengan memperbaiki dirimu sendiri. Karena mata mereka terikat dengan matamu. Hal yang baik menurut mereka adalah yang kau anggap baik. Dan hal yang buruk menurut mereka adalah hal yang kau jauhi.
Ajarilah mereka kitabullah, namun jangan kau paksa mereka untuk mempelajarinya, hingga mereka bosan terhadapnya. Tapi, jangan pula kau biarkan mereka, sehingga mereka menjauhinya.
Kemudian, puaskanlah mereka dengan syair-syair yang paling terjaga isinya dan dengan pembicaraan yang paling mulia.
Jangan kau keluarkan mereka dari area ilmu menuju yang selainnya, hingga mereka justru mengerjakan hal itu (selain ilmu) dengan sempurna. Karena ucapan yang bercampur aduk di dalam pendengaran akan merusak pemahaman.” (Lihat Al-Hilyah Al-Auliya’ [9/149])
Faidah :
- Nasihat itu seperti obat, pahit tapi menyehatkan.
- Hendaknya pemberi nasihat memperhatikan adab memberi nasihat.
- Dekatnya ulama dan umara adalah tanda baiknya suatu negri.
- Setiap guru hendaknya memperbaiki diri sendiri sebelum memperbaiki muridnya.
- Selalu ingat bahwa mata murid selalu melihatmu, maka apa yang kau lakukan adalah kebaikan dan apa yang engkau tinggalkan adalah keburukan, walaupun bertentangan dengan agama.
- Dalam belajar mengajar perhatikan urutan pendidikan dan pembelajaran. Mana yang didahulukan dan mana yang diakhirkan.
- Seorang guru hendaknya memperhatikan adab dan akhlak dihadapan Allah dan muridnya.
- Buatlah mereka cinta terhadap Al Quran dan janganlah kau buat mereka benci padanya.
- Seorang guru bukan saja memberikan hal-hal yang membuatnya sukses, tapi juga memberikan hal-hal yang menyebabkan mereka tidak sukses.
- Nasihat yang keluar dari hati akan diterima oleh hati.
Semoga Allah memberikan taufik kepada setiap guru agar diberikan kemudahan dalam mendidik anak dan diterima sebagai amal jariah dari setiap ilmu yang diajarkannya. Aamiin
Cianjur Kota Santri, 23 Juli 2018