PERAN RUMAH DALAM PENDIDIKAN ANAK
Oleh Abu Rufaydah
Allah Yang Maha Kuasa telah meletakkan fitrah-Nya dalam anak dan menjadikan orang tuanya sebagai penjaga bagi anak yang dilahirkan tersebut, agar ia tumbuh dengan baik sebagaimana fitrahnya. Karena itu, islam sangat memperhatikan peran keluarga. Keluarga diharapkan menjadi tempat asuhan yang tenang dan tempat berlindung bagi anak. Hal ini menjadi jelas sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai hukum yang berkaitan dengan keluarga. Diantaranya adalah nafkah suami untuk istrinya, agar istri dapat berkonsentrasi menunaikan tugasnya yang besar dalam mengasuh anak keturunan.
Salah satu sebab utama gagalnya pendidikan anak adalah hilangnya peran rumah dalam pendidikan anak dan orang tua mengira bahwa pendidikan itu ada hanya di sekolah atau pesantren. Sehingga tidak sedikit orang tua menyimpan harapan besar terhadap sekolah dan pesantren. Hal ini tentu kurang tepat. Jika cara berfikir seperti ini masih ada pada orang tua, maka segeralah kembali kepada konsep awal bahwa sekolah pertama seorang anak ada pada rumahnya.
Rumah adalah sekolah pertama untuk anak-anak. Karena itu orang tua harus memainkan perannya masing-masing. Ayah adalah sebagai kepala sekolah dan ibu adalah gurunya. Jika peranan itu berfungsi dengan baik maka anak akan berkembang dengan baik, sebaliknya jika hilang peran rumah untuk anak-anak maka jangan harap anak akan berkembang dengan baik.
Peranan penting rumah lainnya bagi pendidikan anak tampak jelas ketika kita tahu bahwa masa kanak-kanak bagi manusia lebih panjang dari semua masa kanak-kanak makhluk hidup lainnya. Selain itu masa kanak-kanak manusia memiliki kekhususan, berupa fleksibelitas, kepolosan, dan fitrah. Disamping itu, masanya cukup lama, sehingga pendidikan dapat menanamkan apa yang diinginkannya terhadap anak selama periode panjang tersebut. Ia dapat mengarahkan anak sesuai dengan gambaran yang telah dirancanakan, dan dapat mengidentifikasi potensi-potensinya, sehingga dapat mengarahkannya sesuai dengan apa yang bermanfaat baginya. (Muhammad Nur Suwaid dalam kitabnya Manhaj At Tarbiyah An Nabawiyah li Thifl, hal. 79).
Seorang peneliti memperhatikan bahwa persiapan individu muslim yang sempurna pada saat ini adalah di rumah yang islami. Seorang bayi akan dengan cepat merasakannya, sehingga ia akan tetap berada dalam fitrah yang ditetapkan Allah kepadanya. Nantinya, anak tersebut akan tumbuh dewasa menjadi pemuda muslim, dan tidak akan berbuat menyimpang dari fitrahnya. Dalam hal ini memerlukan kesungguhan dan waktu, sebagaiman anak-anak para sahabat Rasulullah dididik.
Namun jika orang tua tidak memahami urgensi rumah pada pendidikan anak, maka yang terjadi adalah lembaga pendidikan membangun pondasi dan rumah merobohkannya. Hal ini terjadi karena rumah tidak menyadari perannya. Karena itu bangunlah pondasi pendidikan di rumah oleh ortunya dan di sekolah oleh gurunya. Dengan demikian pilar pendidikan akan menjadi kokoh dan kuat
Berdasarkan hal ini, kita berharap agar rumah tangga muslim kini mampu memainkan perannya dalam menyiapkan individu-individu luar biasa yang akan membangun generasi peradaban islam. Ketika rumah menjadi baik. Dengan izin Allah masyarakat muslim pun akan baik. Hal ini tidaklah jauh dari pertolongan Allah.