SEBAB IMAM AL-BUKHARI MENULIS KITAB
Oleh Abu Rufaydah
Kitab ini merupakan kitab paling valid dalam islam setelah al-Qur’an al-Karim. Kitab ini jika disebut oleh salah seorang perawi terhadap sebuah riwayat, maka tidak perlu lagi ditanyakan akan keshahihah riwayat tersebut. Dan jika ditanyakan kepada seseorang, “Hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari,” maka akan timbul wibawa di dalam hatinya terhadap periwayat tersebut. Tapi tahukan anda, apa penyebab al-Bukari Rahimahullah menulis kitab Shahih-nya ? sebabnya adalah, hanya karena satu kalimat yang didengar oleh al-Bukhari, sehingga karena kalimat itu Allah Ta’ala mudahkan baginya untuk menulis kitab Shahih al-Bukhari, dan dengan kitab itu terangkatlah derajat sang penulis menuju derajat yang tinggi.
Dapat diringkas bahwa sebab ditulisnya Shahih al-Bukhari ada tiga versi cerita; namun yang paling terkenal yaitu, bahwa takala Al-Bukhari masih dalam masa belajar di majlis haditsnya Ishaq ibn Rahawaih, beliau mendengar Ishaq ibn Rahawaih berkata, “Seandainya saja ada di antara kalian, yang mau mengumpulkan dalam satu buku khusus, yang berisi hadits-hadits shahih dari Nabi Shallahu Alihi wa Sallam”. Inilah dia satu kalimat yang diucapkan oleh Ishaq ibn Rahawaih, yang terhujam kuat di dalam hati al-Bukhari Rahimahullah , sehingga beliau terdorong untuk menulis kitab ini, yang pada akhirnya menjadi kitab hadits yang paling valid secara mutlaq. (Adz-Dzahabi, Siyar A’lam an-Nubala, I/169).
Coba perhatikan kembali apa yang dikatakan oleh guru Imam Bukhari di atas, kita akan mengira kata-kata di atas sederhana, manum tidak demikian apa yang dirasakan oleh Imam Bukhari. Kata-kata di atas masuk kerelung hatinya yang paling dalam, sehingga menggerakan seluruh tubuhnya, membangkitkan semua potensinya untuk menulis kitab paling valid setelah al-Qur’an.
Ketika guru istimewa, maka akan melahirkan murid-murid yang istimewa. Boleh jadi tidak hadirnya murid yang istimewa itu karena tidak ada guru yang istimewa di hati para murid. Mudah-mudahan akan lahir kembali guru-guru seperti Ishaq ibn Ruwahaih dan murid seperti Imam al-Bukhari
Abu Rufaydah Endang Hermawan.