SIKAP TAWADHU SEORANG GURU
Oleh Abu Rufaydah
Ketika kita melihat generasi awal islam bagaimana mereka belajar, maka kita akan dapati banyak keunikan yang kita temukan. Para sahabat selalu melihat dan merekam jejak kehidupan Nabi dalam segala hal. Kita akan mendapatkan cara makan yang baik melalui kisah Umar bin Abi Salamah yang makan bersama Nabi, dari kisah ini kita menemukan pendidikan yang tidak selalu dilakukan hanya terbatas dengan ruang kelas. Sikap tawadhu Nabi makan dengan para sahabatnya dengan beragam kondisi dan suasana yang berbeda kita akan dapati berbagai pelajaran penting dalam pendidikan anak.
Ketika Nabi membonceng Abdullah bin Abbas lalu menyampaikan beberapa poin nasihat, hal itu sangat efektif untuk dilakukan oleh seorang guru kepada muridnya. Sehingga kesan yang sangat mendalam dirasakan oleh seorang murid kepada sosok guru yang sangat tawadhu. Sederhana namun akan menggugah rasa dan kesan bagi seorang murid.
Dan cara terbaik, dan mudah serta bagus yang aku ketahui di dalam mendidik orang adalah dengan bersikap tawadhu (rendah hati) dibarengi dengan seni dalam cara bergaul dan berakhlak yang luhur bersama para murid. Namun, hal itu tidak mudah melainkan bagi orang yang telah dikarunia ikhlas oleh Allah Ta’ala di dalam ilmu dan amalnya. Maka kita memohon kepada Allah yang Maha Pemurah untuk mendapat keutamaan-Nya. (Syaikh Ibrahim bin Abdullah Ad Duwaisy dalam kitab Thoruquna Ilal Quluub).
Dari sini kita bisa melihat bagaimana keindahan akhlak Nabi ketika bergaul dengan para sahabat. Nabi makan bersama, jalan bersama, dan ibadah bersama. Seorang Nabi yang sangat tawadhu dan sabar dalam mendidik para sahabat yang memiliki beragam karekter dan sifat, namun mereka menjadi orang sukses sesuai bidang dan skill masing-masing.
Jika Nabi saja dengan ketinggian akhlak dan keluhuran budi pekertinya bersikap tawadhu kepada para sahabat, maka tentunya kita sebagai umatnya lebih pantas untuk melakukan apa yang Nabi lakukan kepada para sahabat. Tentunya nilai sikap ini akan jauh mermanfaat dibandingan ceramah dan ucapan yang kosong dari tindakan.
Demi Allah, kebersamaan guru dengan muridnya tidak akan menjatuhkan harga diri dan kehormatannya. Justru sebaliknya keberadaan guru ditengah-tengah muridnya akan semakin menambah kedekatan diantara mereka. Wallahu A’lam.
Cianjur Kota Santri, 25 Februari 2017
Abu Rufaydah Endang Hermawan Unib